Rabu, 01 Juli 2009

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN LIBERAL

Sistem pemerintahaan yang liberal cenderung memberikan ruang yang sebebas-bebasnya kepada pers untuk mengemban visi, misi, fungsi, dan profesionalitasnya. Akibatnya pers cenderung sangat bebas dan pola kemitraannya dengan pemerintah berbanding terbalik dengan pola kemitraaan komunis dan otoriter.Pers dalam konteks kemitraan liberal cenderung sangat kuat dan dominan dalam penggunaan ruang publik. Posisinya relatif setara dengan pemerintah karena pers tidak tersubordinasi oleh rezim yang berkuasa. Pers sangat leluasa mengakses sumber-sumber informasi dari pemerintah dan tidak khawatir akan diberedel. Bahkan sebaliknya pers merasa punya kekuatan untuk mengkritik pemerintahan yang korup dan cenderung absolut.Hanya saja pers liberal cenderung dikuasai oleh kapitalis industri media. Akibatnya, pers cenderung eksploitatif, dehumanistik, dan melakukan desakralisasi terhadap nilai-nilai religius masyarakat. Kasus karikatur yang melecehkan simbol-simbol agama, majalah dan tayangan-tayangan porno merupakan implikasi dari adanya pers liberal. Jadi, pers dalam konteks liberal sering menimbulkan masalah bagi masyarakat yang religius dan normatif.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OTORITER



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM OTORITARIAN
Setiap konsep yang memiliki relativisme yang tinggi karena tergantung oleh
nilai, norma bahkan kebutuhan masyarakatnya, setiap hal di dunia ini pada
kodratnya memiliki dua sisi, baik dan buruk, benar dan salah. Maka konsep
otoritarian ini pun memiliki kelebihan yang menyebabkan suatu konsep itu tetap
digunakan dan menimbulkan efek yang diinginkan masyarakat juga memiliki
kekurangan.
Kelebihan otoriter :

  • Konflik dalam masyarakat cenderung berkurang karena adanya pengawasan
    hal-hal yang dianggap dapat menggoncangkan masyarakat.
  • Mudah membentuk penyeragaman/integritas dan konsensus yang diharapkan
    khususnya secara umum pada negara sedang membangun yang memerlukan
    kestabilan.

Kekurangan :

  • Adanya penekanan terhadap keinginan untuk bebas mengemukakan
    pendangan/ pendapat
  • Mudah terjadi pembredelan penerbitan media yang cenderung
    menghancurkan suasana kerja dan lapangan penghasilan yang telah mapan.
  • Tertutupnya kesempatan untuk berkreasi.

sistem pers otoriter vs liberal

Di dunia ini kita mengenal 4 macam teori pers yang berlaku. Yang pertama adalah Sistem Pers Otoriter (Otoritarian). Sistem ini dianggap sistem yang paling tua dan sejarahnya sama panjangnya dengan sejarah rezim otoriter itu sendiri. Pers pada sistem ini menempatkan media sebagai alat propaganda pemerintah. Pemerintahlah yang mengatur distribusi informasi kepada masyarakat. Media massa digunakan hanya untuk menyosialisasikan atau mendukung program-program pemerintah. Pada sistem pers ini media massa tidak boleh di privatisasi. Kedua, Sistem Pers Liberal (Libertarian). Pada sistem pers ini media massa bukan lagi menjadi alat propaganda pemerintah melainkan sebuah alat untuk mengawasi tindak tanduk pemerintah. Pers sangat bebas dari pengawasan pemerintah dan boleh di privatisasi. Sistem ini sangat bertolak belakang dengan sistem otoriter. Dalam sistem ini, setiap anggota masyarakat harus dapat menggunakan pers untuk menyampaikan pendapatnya, baik anggota masyarakat mayoritas ataupun minoritas, yang kuat maupun yang lemah. Ketiga adalah Sistem Pers Tanggungjawab Sosial (Social Responsibility). Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem pers liberal. Dalam sistem ini media massa harus mempunyai tanggungjawab sosial terhadap apa yang mereka ungkapkan. Mereka harus memperhatikan dampak yang dapat ditimbulkan dari ungkapan mereka. Sistem ini harus menggunakan dasar moral dan etika dalam setiap kegiatan jurnalistiknya. Keempat adalah Sistem Pers Komunis (Communist). Dalam sistem pers ini, media massa adalah sebagai alat propaganda yang dimiliki oleh penguasa, dalam hal ini adalah partai komunis. Tujuannya adalah menjaga masyarakat terbebas dari pengaruh-pengaruh diluar kehendak partai. Jadi sistem ini mengutamakan kepentingan partai.

Menurut saya, di Indonesia sistem yang paling cocok untuk diterapkan adalah sistem tanggungjawab sosial. Sistem ini sendiri adalah gabungan dari sistem pers libertarian dan sistem pers tanggungjawab sosial. Hal ini dapat dilihat dari segi kebebasan yang dianutnya. Sistem pers tanggungjawab sosial dan libertarian sama-sama mempunya tugas utama, yaitu membantu untuk menemukan kebenaran dan mengawasi jalannya pemerintahan. Setiap anggota masyarakat dalam kedua sistem ini sama-sama diberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya, karena kedua sistem ini sangat menjamin kebebasan pers (freedom of the press) yaitu kebebasan untuk mengetahui masalah-masalah atau fakta sosial. Kedua sistem ini sangat menjamin kebebasan anggota masayarakatnya dalam mencari, mendapatkan, dan menyampaikan pendapat terhadap suatu hal melalui media massa. Kedua sistem pers ini juga sama-sama meberikan informasi dan hiburan kepada masyarakatnya. Perbedaannya adalah terletak dari bentuk kebebasan itu sendiri. Pada sistem libertarian, pers benar-benar mempunyai kebebasan penuh tanpa harus memperhatikan nilai-nilai ataupun norma yang berlaku, dengan kata lain pers bebas memberitakan apa saja. Media massa boleh dimiliki oleh siapa saja, asal mempunyai kemampuan ekonomi untuk menggunakannya. Selagi seseorang mampu untuk mendirikan media massa maka orang tersebut boleh-boleh saja menjalankannya. Kelemahannya adalah media massa cenderung bukan menjadi sarana penyampaian informasi ataupun pendapat, melainkan menjadi sebuah komoditas bisnis yang mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal saja, dan biasanya mereka melakukan pemberitaan, hanya membela kepentingan kelompok tertentu. Sementara itu sistem pers tanggungjawab sosial mengedepankan kebebasan yang bertanggungjawab. Sistem ini bergerak atas dasar moral dan etika dalam setiap kegiatannya. Sistem pers ini menggunakan standar kepatutan dan kelayakan dalam setiap pemberitaannya. Mereka akan mempertimbangkan dampak yang dapat ditimbulkan terhadap pernyataan yang mereka buat. Mereka sangat memperhatikan kondisi sosial masyarakatnya, mana yang dianggap patut dan mana yang dianggap tidak patut. Sistem pers ini sangat cocok di Indonesia, mengingat betapa beragamnya bangsa Indonesia. Dengan menerapkan sistem pers ini diharapkan dapat menjaga integritas bangsa, meminimalisir persaingan usahaantar pemilik media massa, menjaga toleransi antar kelompok-kelompok masyarakat, tercipatnya diversity of ownership dan diversity of content, dan juga dapat menyangkal kritik pedas yang mengatakan bahwa kebebasan pers Indonesia adalah, kebebasan pers atau kebablasan pers?

Minggu, 17 Mei 2009

Blog ku baru..
huahuahuahua..
aku super katrok...
yeeeach..